Nabi Yusuf as adalah anak yang dimanjakan oleh
ayahnya, lebih disayang dan dicintai dibandingkan dengan saudara-saudaranya
yang lain, terutama setelah ibu kandungnya Rahil meninggal atau wafat ketika Yusuf
masih berusia dua belas tahun.
Perlakuan yang berbeda
dari Nabi Ya’qub as kepada anak-anaknya lainnya menimbulkan rasa iri hati dan
dengki di antara saudara-saudara Nabi Yusuf as yang lain, mereka merasa
dianaktirikan oleh ayahnya yang mereka anggap tidak adil terhadap sesama anak,
yaitu lebih memanjakan Nabi Yusuf as dari pada yang lainnya.
Rasa jengkel terhadap
ayah mereka dan iri hati pada Nabi Yusuf as membangkitkan rasa setia kawan
antara sauda-saudara Yusuf, persatuan dan rasa persaudaraan yang akrab di
antara mereka.
Rasa sayang Nabi Ya’qub
as kepada Nabi Yusuf as dan adiknya Bunyamin nampak sangat jelas. Rasa iri hati
dan kebencian saudara-saudaranya juga tidak dapat ditutup-tutupi lagi. Rasa
sayang Nabi Ya’qub as kepada Nabi Yusuf dan Bunyamin adiknya sebenarnya cukup
wajar, karena Nabi Yusuf dan adiknya tidak memiliki ibu karena telah meninggal
dunia ketika melahirkan Bunyamin. Karena sebab itulah Nabi Ya’qub sangat
menyayangi Nabi Yusuf as dan adiknya Benyamin. Terlebih lagi saat Nabi Ya’qub mendengar
dan mengetahui akan mimpi Nabi Yusuf as. Semakin bertambah pula pengawasannya
untuk keselamatan Nabi Yusuf as dan adiknya. Hal ini menyebabkan bertambahnya
kedengkian dan kebencian saudara-saudara terhadap Nabi Yusuf as dan adiknya.
0 komentar:
Posting Komentar